KUPAS TUNTAS POHON BAMBU

KUPAS TUNTAS POHON BAMBU, Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis dan bambu  banyak ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut.  Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara. 

Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah dikerjakan , ringan dan mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknologi dan rekayasa, bambu dapat diproduk dalam berbagai bentuk dengan kekuatan yang tidak kalah dengan  kayu. Hasil produknya dapat berbentuk balok, papan dalam ukuran yang tidak terbatas dan memudahkan pengguna dalam memanfaatkannya. Dalam konstruksi produk ini dapat dipakai  sebagai bahan bangunan struktural dan non-struktural dalam bentuk bahan komposit. Keuntungan tersebut yang menjadikan bambu sebagai salah satu pilihan penguat ¬core komposit sandwich (Purwito, 2012).

Bambu tali atau bambu apus (Gigantochloa apus) merupakan jenis bambu yang tersebar luas di Indonesia dan Asia tropis. Bambu ini banyak diusahakan untuk bahan baku pembuatan kerajinan tangan dan tusuk gigi. Bagian bambu yang digunakan untuk pembuatan tusuk gigi adalah bagian luar dari bambu tersebut. Nama-nama daerahnya, di antaranya, awi tali; pring tali, pring apus, pring apĕs, dĕling apus, d. tangsul; pĕrréng talé; tiying tali, tiying tlantan, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris ia disebut string bamboo.

Karakteristik bambu tali ialah bambu yang merumpun, rapat dan tegak, rebungnya hijau, tertutup oleh bulu-bulu miang cokelat dan hitam. Buluhnya lurus, mencapai tinggi 22 m dengan ujung yang melengkung, mulai bercabang 1,5 m di atas tanah, panjang ruas 20-60 cm dan garis tengahnya 4–15 cm, tebal dinding buluh 1,5 cm, hijau kelabu hingga hijau terang atau kekuningan; buku-bukunya sedikit menonjol.

Pelepah buluh tidak lekas rontok, bentuk trapezoid 7-35 × 8–26 cm, hijau akhirnya cokelat kekuningan, sisi luarnya tertutup oleh miang berwarna cokelat gelap, yang kemudian rontok ketika pelepah mengering. Daun pelepah buluh menyegitiga dengan dasar menyempit 3-10(-18) × 2–5 cm, terkeluk balik. Kuping pelepah seperti bingkai, lebar 4–8 mm dan tinggi 1–3 mm, dengan bulu kejur hingga 7 mm, ligula (lidah-lidah) menggerigi, tinggi 2–4 mm, lokos. Daun pada ranting bentuk lanset ukuran 13-49 × 2–9 cm, sisi bawahnya agak berbulu; kuping pelepah kecil dan membulat, tinggi 1–2 mm, lokos, ligula rata, tinggi 2–4 mm, lokos. Perbungaan berupa malai pada ranting yang berdaun, dengan kelompok-kelompok hingga 30 spikelet pada masing masing bukunya, terpisah sejarak 1-8,5 cm. Spikelet bentuk bulat telur sempit, 13-22 × 2–3 mm, dengan 2-3 gluma hampa dan 3 floret yang sempurna.

Sifat-sifat bambu tali ialah berat jenis bambu tali berkisar antara 0,50-0,67 kg/m³. Bilah bambu yang diambil dari buluh berusia 3 tahun yang dikeringkan di udara (kadar air 15,1%) memiliki sifat-sifat mekanis, berturut-turut untuk bilah dengan buku dan tanpa buku, sebagai berikut : keteguhan patah 87,5 N/mm² dan 74,9 N/mm², keteguhan tekan sejajar arah serat 37,5 N/mm² dan 33,9 N/mm², keteguhan geser 7,47 N/mm² dan 7,65 N/mm²; serta keteguhan tarik sebesar 299 N/mm². Bambu tali telah dimanfaatkan sebagai bahan papan serat (Widjaja, 1995).

Bambu merupakan tanaman yang cepat tumbuh dan mampu menyerap karbondioksida di udara. Bambu dapat dipanen 3-4 tahun. Bambu dapat digunakan untuk material teknik baik dalam kondisi utuh, bentuk strip dan serat. Serat bambu terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbukubuku, beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang. Dari kurang lebih 1000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari 20 genera ditemukan di asia tenggara.

Tanaman Bambu. Bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan. Sifat-sifat tersebut antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah dikerjakan dan ringan. Selain itu tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. Bambu juga elastis, sehingga struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa (Morisco, 1999).

Gambar Diagram tegangan-regangan bambu dan baja (Morisco, 1999).

Sifat Mekanik Bambu. Bambu adalah salah satu jenis kayu yang banyak dipakai sebagai bahan struktur bangunan serta perabotan rumah tangga di daerah tropis. Pemilihan bambu sebagai bahan bangunan dapat didasarkan pada harganya yang rendah, serta kemudahan untuk memperolehnya. Agar suatu bahan dapat dipakai secara optimum maka sifat mekanik bambu itu harus dipahami betul. Tanpa pemahaman sifat mekanik, pemakaian bahan dapat berlebihan sehingga dari segi ekonomis akan boros, sedangkan pemakaian dengan ukuran kecil dapat membahayakan pemakainya. Jika sifat mekanis bahan sudah dikuasai, maka dapat dipikirkan cara mengatasi kelemahannya, serta memanfaatkan sifat-sifat unggulannya. Lebih lanjut pemakaian bahan dapat diusahakan lebih optimal. Selain itu dapat dipikirkan juga kemungkinan diverisifikasi produk. Untuk kekuatan tarik bambu pada berbagai posisi dapat dilihat pada Tabel 2.3 (Morisco,1999). 

Table Kuat tarik bambu rata-rata pada berbagai posisi.